Jepang Adopsi Strategi Keamanan Baru, Korut Siap Ambil Langkah Tegas dan Berani

20 Desember 2022 15:49 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un dan putrinya menghadiri sesi foto dengan para ilmuwan, insinyur, dan pejabat militer dalam uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) Hwasong-17, dalam foto tak bertanggal yang rilis pada Minggu (27/11/2022). Foto: KCNA/via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un dan putrinya menghadiri sesi foto dengan para ilmuwan, insinyur, dan pejabat militer dalam uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) Hwasong-17, dalam foto tak bertanggal yang rilis pada Minggu (27/11/2022). Foto: KCNA/via REUTERS
ADVERTISEMENT
Korea Utara mengancam akan mengambil langkah militer yang berani dan tegas terhadap Jepang pada Selasa (20/12).
ADVERTISEMENT
Pernyataan ini muncul empat hari setelah Jepang mengadopsi strategi keamanan baru. Tokyo menyatakan tekad untuk memiliki kemampuan 'serangan balik'. Pihaknya berencana memperkuat kemampuan perang siber, serta membeli rudal jarak jauh Amerika Serikat (AS).
Melihat ancaman China dan Korut, negara itu akan menggandakan anggaran pertahanan menjadi 2 persen dari PDB pada 2027. Sehingga, Jepang bisa membangun postur militer yang lebih ofensif.
Kementerian Luar Negeri Korut meragukan niat Jepang. Pyongyang mengatakan, keinginan untuk mendapatkan kapabilitas serangan balik tidak ada hubungannya dengan perlindungan diri.
Seorang anggota militer Jepang dan seorang Marinir AS menyaksikan latihan latihan Iron Fist 22 di Pendleton Markas Marinir AS di Oceanside, California, AS, 9 Februari 2022. Foto: Carlos Barria/REUTERS
Korut menuduh, Jepang justru berusaha mengembangkan kapabilitas untuk meluncurkan serangan pencegahan terhadap negara lain.
"Upaya bodoh Jepang untuk memuaskan keserakahannya yang jahat—membangun kemampuan invasi militernya dengan dalih pelaksanaan hak membela diri yang sah—tidak dapat dibenarkan dan ditoleransi," tegas juru bicara Kemlu Korut, dikutip dari Associated Press, Selasa (20/12).
ADVERTISEMENT
Korut turut menuding AS mendukung dan mempromosikan ambisi militer Jepang sehingga menggerus perdamaian kawasan.
Akibatnya, Korut terdesak menyelesaikan rencananya mengembangkan senjata strategis baru untuk mencegah invasi.
"[Korea Utara] akan memastikan dapat mengambil langkah berani dan tegas untuk melindungi kepentingan nasional dan kedaulatannya," ungkap jubir tersebut.
Sebuah pesawat MV-22 Osprey mendarat saat latihan bersama Amfibi Jepang dengan personel Korps Marinir AS di area pelatihan Higashifuji di Gotemba, Prefektur Shizuoka pada Selasa (15/3/2022). Foto: Charly Triballeau/AFP
"Negara kami akan terus mengambil langkah-langkah untuk menunjukkan seberapa khawatir dan tidak senangnya kami dengan upaya-upaya serakah dan tidak adil Jepang untuk mewujudkan ambisinya," imbuhnya.
Sentimen anti-Jepang akibat tindakannya semasa perang masih mengakar dalam di Korut. Semenanjung Korea pernah berada dalam cengkeraman kolonial Jepang dari 1910-1945.
Wilayah tersebut lalu terbagi menjadi Korea Selatan yang kapitalis dan didukung AS, serta Korut yang sosialis dan didukung Uni Soviet ketika akhir Perang Dunia II pada 1945.
ADVERTISEMENT
Walau begitu, kekhawatiran akan ancaman militer turut dimiliki Jepang. Sebab, Korut sedang mengejar program rudal dengan ujung nuklir yang mampu mencapai wilayah Jepang, Korsel, dan AS.